Pengertian, Tujuan, dan Jenis-Jenis Irigasi Modern
Irigasi memegang peranan penting dalam sistem pertanian modern sebagai metode pengairan yang terstruktur dan sistematis.
Sistem irigasi yang baik mempengaruhi produktivitas hasil pertanian secara signifikan.
Artikel ini akan membahas secara komprehensif tentang pengertian irigasi dari berbagai sumber, tujuan dan manfaatnya, serta berbagai jenis irigasi yang umum digunakan di Indonesia dan dunia.
Apa itu Irigasi Menurut Para Ahli
Irigasi berasal dari kata dalam bahasa Belanda irrigatie dan dalam bahasa Inggris irrigation yang artinya pengairan atau penggenangan.
Menurut UU No. 7 Tahun 2004 pasal 41 ayat 1 tentang Sumber Daya Air, irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak.
Beberapa definisi irigasi menurut para ahli antara lain:
- Menurut Kartasapoetra (1994), mendefinisikan irigasi sebagai kegiatan penyediaan dan pengaturan air untuk memenuhi kepentingan pertanian dengan memanfaatkan air yang berasal dari air permukaan dan tanah.
- Menurut Suhardjono (1994), irigasi adalah sejumlah air yang pada umumnya diambil dari sungai atau bendung yang dialirkan melalui sistem jaringan irigasi untuk menjaga keseimbangan jumlah air di dalam tanah.
- Menurut Hansen dkk (1990), mendefinisikan irigasi sebagai penggunaan air pada tanah untuk keperluan penyediaan cairan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanam-tanaman.
- Menurut Wirosoedarmo (1986), menjelaskan bahwa irigasi merupakan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan usaha untuk mendapatkan air untuk sawah, ladang, perkebunan, perikanan atau tambak dan sebagainya, yang intinya untuk keperluan usaha tani.
- Menurut Sosrodarsono dan Takeda (1987), mendefinisikan irigasi sebagai menyalurkan air yang perlu untuk pertumbuhan tanaman ke tanah yang diolah dan mendistribusikannya secara sistematis.
Sejarah Perkembangan Sistem Irigasi

Sistem Irigasi Sawah
Sejarah perkembangan sistem irigasi menunjukkan evolusi yang terus-menerus dari jenis irigasi sederhana hingga sistem canggih yang kita kenal saat ini.
Berbagai jenis irigasi telah dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pertanian sesuai dengan kondisi geografis, ketersediaan air, dan kemajuan teknologi.
Di masa depan, berbagai jenis irigasi akan terus berkembang dengan fokus pada efisiensi penggunaan air, keberlanjutan, dan adaptasi terhadap perubahan iklim.
Pemahaman tentang sejarah dan perkembangan jenis-jenis irigasi ini penting untuk menginspirasi inovasi baru yang akan membantu memenuhi kebutuhan pangan dunia yang terus meningkat.
Tujuan dan Manfaat Sistem Irigasi dalam Pertanian
Menurut Standar Perencanaan Irigasi KP-01, irigasi adalah sistem pemberian air ke tanah-tanah pertanian guna mencukupi kebutuhan tanaman agar tumbuh dengan baik.
Adapun tujuan dan manfaat irigasi adalah sebagai berikut:
Membasahi Tanaman
Membasahi tanah dengan menggunakan air irigasi bertujuan memenuhi kekurangan air di daerah pertanian pada saat air hujan kurang atau tidak ada.
Kekurangan air yang diperlukan untuk tumbuh dapat mempengaruhi hasil panen tanaman tersebut.
Merabuk Tanah
Merabuk adalah pemberian air yang tujuannya selain membasahi juga memberi zat-zat yang berguna bagi tanaman itu sendiri.
Berbagai jenis irigasi dapat berfungsi sebagai sarana merabuk secara alami.
Mengatur Suhu Tanah
Tanaman dapat tumbuh dengan baik pada suhu yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah, sesuai dengan jenis tanamannya.
Sistem irigasi membantu mengatur suhu tanah agar optimal bagi pertumbuhan tanaman.
Membersihkan Tanah dan Memberantas Hama
Irigasi juga bertujuan untuk membasmi hama-hama yang berada dan bersarang dalam tanah dan membahayakan bagi tanaman.
Pada musim kemarau, sawah sebaiknya diberikan air agar sifat garamnya hilang.
Kolmatase
Kolmatase adalah pengairan dengan maksud memperbaiki atau meninggikan permukaan tanah.
Proses ini sangat penting dalam sistem irigasi pertanian jangka panjang.
Menambah Persediaan Air Tanah
Tujuan ini bermaksud menambah persediaan air tanah untuk keperluan sehari-hari.
Biasanya dilakukan dengan cara menahan air di suatu tempat, sehingga memberikan kesempatan pada air tersebut untuk meresap ke dalam tanah yang pada akhirnya dimanfaatkan oleh yang memerlukan.
Manfaat Tambahan Sistem Irigasi
Selain tujuan utama di atas, irigasi juga memberikan manfaat sebagai berikut:
- Menyediakan jaminan panen pada saat musim kemarau pendek.
- Mendinginkan tanah dan atmosfer, sehingga menimbulkan lingkungan yang baik untuk pertumbuhan tanaman.
- Mencuci dan mengurangi garam tanah.
- Mengurangi bahaya erosi tanah.
- Melunakkan pembajakan dan gumpalan tanah.
Jenis-jenis Sistem Irigasi Modern

Irigasi Gravitasi
Jenis Irigasi Berdasarkan Metode Pengaliran Air
Pemahaman tentang berbagai jenis irigasi sangat penting dalam pengelolaan air untuk pertanian.
Menurut Standar Perencanaan Irigasi KP-01, terdapat empat jenis irigasi utama berdasarkan metode pengaliran airnya, yaitu:
Irigasi Gravitasi (Gravitational Irrigation)
Jenis irigasi gravitasi adalah irigasi yang memanfaatkan gaya tarik gravitasi untuk mengalirkan air dari sumber ke tempat yang membutuhkan.
Jenis irigasi ini banyak digunakan di Indonesia dan dapat dibagi menjadi beberapa subkategori: irigasi genangan liar, irigasi genangan dari saluran, irigasi alur dan gelombang.
Jenis irigasi gravitasi biasanya memerlukan elevasi lahan yang berkontur sehingga air dapat mengalir secara alami tanpa bantuan peralatan mekanis.
Irigasi Bawah Tanah (Sub Surface Irrigation)
Jenis irigasi bawah tanah adalah irigasi yang menyuplai air langsung ke daerah akar tanaman yang membutuhkannya melalui aliran air tanah.
Dengan sistem ini, tanaman tidak diberi air lewat permukaan tetapi dari bawah permukaan dengan mengatur muka air tanah.
Jenis irigasi bawah tanah sangat efisien dalam penggunaan air dan dapat mengurangi pertumbuhan gulma serta penguapan berlebih.
Irigasi Siraman (Sprinkler Irrigation)
Jenis irigasi siraman adalah irigasi yang dilakukan dengan cara meniru air hujan dimana penyiramannya dilakukan dengan cara pengaliran air lewat pipa dengan tekanan (4-6 Atm) sehingga dapat membasahi areal yang cukup luas.
Pemberian air dengan jenis irigasi ini dapat menghemat dalam segi pengelolaan tanah karena tidak diperlukan permukaan tanah yang rata, dan dapat mengurangi kehilangan air di saluran karena air dikirim melalui saluran tertutup.
Jenis irigasi siraman sangat cocok untuk lahan berbukit atau dengan topografi beragam.
Irigasi Tetesan (Trickler Irrigation)
Jenis irigasi tetesan adalah irigasi yang prinsipnya mirip dengan irigasi siraman tetapi pipa tersiernya dibuat melalui jalur pohon dan tekanannya lebih kecil karena hanya menetes saja.
Keuntungan sistem jenis irigasi ini yaitu tidak ada aliran permukaan.
Jenis irigasi tetesan sangat efisien dalam penggunaan air dan ideal untuk tanaman bernilai tinggi seperti tanaman hortikultura dan buah-buahan.
Jenis Irigasi Berdasarkan Pengelolaan dan Fasilitas
Berdasarkan cara pengaturan pengukuran aliran air dan lengkapnya fasilitas, jaringan irigasi dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu:
Irigasi Sederhana
Jaringan jenis irigasi sederhana biasanya diusahakan secara mandiri oleh suatu kelompok petani pemakai air, sehingga kelengkapan maupun kemampuan dalam mengukur dan mengatur masih sangat terbatas.
Ketersediaan air biasanya melimpah dan mempunyai kemiringan yang sedang sampai curam, sehingga mudah untuk mengalirkan dan membagi air.
Jenis irigasi sederhana mudah diorganisasikan karena menyangkut pemakai air dari latar belakang sosial yang sama.
Namun jenis irigasi ini masih memiliki beberapa kelemahan antara lain, terjadi pemborosan air karena banyak air yang terbuang, air yang terbuang tidak selalu mencapai lahan di sebelah bawah yang lebih subur, dan bangunan penyadap bersifat sementara, sehingga tidak mampu bertahan lama.
Irigasi Semi Teknis
Jaringan jenis irigasi semi teknis memiliki bangunan sadap yang permanen ataupun semi permanen.
Bangunan sadap pada umumnya sudah dilengkapi dengan bangunan pengambil dan pengukur.
Jaringan saluran sudah terdapat beberapa bangunan permanen, namun sistem pembagiannya belum sepenuhnya mampu mengatur dan mengukur.
Karena belum mampu mengatur dan mengukur dengan baik, sistem pengorganisasian jenis irigasi semi teknis biasanya lebih rumit.
Sistem pembagian airnya sama dengan jaringan sederhana, bahwa pengambilan dipakai untuk mengairi daerah yang lebih luas daripada daerah layanan jaringan sederhana.
Irigasi Teknis
Jaringan jenis irigasi teknis mempunyai bangunan sadap yang permanen.
Bangunan sadap serta bangunan bagi yang mampu mengatur dan mengukur.
Di samping itu terdapat pemisahan antara saluran pemberi dan pembuang.
Pengaturan dan pengukuran dilakukan dari bangunan penyadap sampai ke petak tersier.
Petak tersier menduduki fungsi sentral dalam jaringan jenis irigasi teknis.
Untuk memudahkan sistem pelayanan irigasi kepada lahan pertanian, disusun suatu organisasi petak yang terdiri dari petak primer, petak sekunder, petak tersier, petak kuarter dan petak sawah sebagai satuan terkecil.
Jenis Irigasi Menurut Peraturan Pemerintah

Irigasi Siraman
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.32/PRT/M/2007, jenis-jenis jaringan irigasi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
Jaringan Irigasi Primer
Jaringan irigasi primer adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri atas bangunan utama, saluran induk/primer, saluran pembuangannya, bangunan bagi, bangunan bagi-sadap, bangunan sadap, dan bangunan pelengkapnya.
Jaringan Irigasi Sekunder
Jaringan irigasi sekunder adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri atas saluran sekunder, saluran pembuangannya, bangunan bagi, bangunan bagi sadap, bangunan sadap, dan bangunan pelengkapnya.
Jaringan Irigasi Tersier
Jaringan irigasi tersier adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana pelayanan air irigasi dalam petak tersier yang terdiri atas saluran tersier, saluran kuarter dan saluran pembuang, boks tersier, boks kuarter, serta bangunan pelengkapnya.
Kesimpulan
Pemahaman tentang berbagai jenis irigasi sangat penting dalam pengelolaan sumber daya air untuk pertanian.
Dari jenis irigasi gravitasi yang sederhana hingga jenis irigasi teknis yang modern, masing-masing memiliki kelebihan dan aplikasi yang sesuai dengan kondisi lahan dan kebutuhan tanaman.
Pemilihan jenis irigasi yang tepat dapat meningkatkan efisiensi penggunaan air, produktivitas tanaman, dan keberlanjutan sistem pertanian.
Dengan mengenal berbagai jenis irigasi, para petani dan pengelola lahan pertanian dapat mengoptimalkan sistem pengairan mereka sesuai dengan kondisi geografis, ketersediaan air, jenis tanaman, dan sumber daya yang dimiliki.
Pemahaman ini tidak hanya meningkatkan produktivitas pertanian tetapi juga berkontribusi pada konservasi air sebagai sumber daya yang berharga.
Share This Story, Choose Your Platform!
editor's pick
latest video
news via inbox
Nulla turp dis cursus. Integer liberos euismod pretium faucibua